Islam agama yang cinta damai, menjunjung tinggi hak setiap warga
masyarakat, mengedepankan sikap toleransi dengan agama lain. Maka,
siapapun dia, dari manapun ia jika “katanya” beragama Islam namun
bertindak kekerasan dan kekisruhan tentunya mereka bukan mewakili Islam.
Bila kita melihat perjuangan Nabi saw dan sahabat di Madinah selalu
mengedepankan budaya kedamaian. Orang Islam menghargai kerukunan
beragama, hingga melahirkan piagam Madinah. Inilah salah satu bukti
bahwa Nabi saw dan sahabat selalu bersikap toleransi dan menjauhkan
sikap anarkis lagi biadab. Maka Islam tidak pernah mencontohkan tindak
kekerasan. Sebagaimana ditegaskan dalam firmanNya: “Tidak ada paksaan
untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Baqarah [2]: 256).
Konsep Islam yang telah diturunkan Allah swt kepada Nabi saw sungguh
sangat sempurna. Islam agama yang universal, lengkap dengan segala
atribut untuk menghadapi dunia modernisasi. Namun demikian, bila ada
orang Islam atau kelompok yang mengaku dirinya Islam bertindak kekerasan
dan tidak menjunjung tinggi kerukunan berarti dia sama sekali tidak
mewakili Islam. Yang salah bukanlah ajaran Islam, tapi yang salah adalah
orang Islam, sebagian mereka tidak tahu bahkan tidak mau tahu dan tidak
mengamalkan ajaran yang telah digariskan Islam.
Dakwah Islam bukan dengan memukul tapi dengan merangkul. Menyebarkan
Islam bukan dengan menyinggung namun dengan menyentuh. Mensosialisasikan
ajaran Islam bukan dengan saling mengejek namun dengan mengajak.
Sungguh indah Islam bila kita pelajari, hanya orang-orang salah tafsir
ayat al-quran yang melakukan tindakan kriminal. Padahal kriminalisme
adalah musuh Islam. Maka Islam memiliki budaya salam, dengan arti selalu
mengedepankan kedamaian. Ditegaskan dalam firmanNya: “Dan janganlah
kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena
mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.
Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan
kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS al-An'am [6): 108).
Untuk membendung kerusakan Islam yang disebabkan oleh segelintir
orang, maka umat Islam harus bersatu untuk melawan kekerasan,
kriminalitas, dan tindakan anarkis. Umat Islam harus bersikap “Kedamaian
Yes But Kekerasan No”. Sikap menolak kekerasan untuk menghilangkan
citra Islam yang diidentikkan dengan kekerasan. Umat Islam harus mampu
membendung siapapun dari umat Islam yang selalu bertindak anarkis.
Oleh karenanya, mengajak umat Islam untuk selalu mengamalkan ajaran
Islam dengan mengamalkan dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Kedamaian harus menjadi tongkat perjuangan dan
eksistensi umat Islam di masa depan. Tindak kekerasan, anarkis dan
krimilitas harus menjadi musuh bersama. Ditegaskan olehNya: “Dan jika
mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. (QS al-Anfal [8]: 61).
Tambah lagi penegasanNya: “Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia
menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS al-Nahl [16]: 93). Berlanjut dengan ayat yang lain: “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali 'Imran [3]: 159).
Maka, mari bersikap arif dan damai terhadap siapapun yang tidak
mengganggu kita. Satukan langkah untuk menuju bangsa yang makmur,
sejahtera dan damai dalam bingkai NKRI.
( sumber : .tribunnews.com )
0 komentar:
Posting Komentar